
Deltras ya Sidoarjo. Begitupulah sepak bola Sidoarjo ya identik dengan The Lobster. Deltras menjadi klub kota Delta yang menggaungkan nama Sidoarjo di kanca sepak bola nasional, Liga Indonesia. Nama Deltras sudah berkibar di era Liga Bank Mandiri Divisi Utama, Liga Djarum Indonesia (LDI), Indonesia Super League (ISL), hingga saat ini kembali lagi di Liga 2.
Tagar #IdentitaseDarjo menjadi semangat tersendiri bagi The Lobster musim ini dan kedepannya. Spirit arek darjoan diusung penggawa Deltras bersama suporter setianya, Deltamania. Seperti chants Deltamania, “Sidoarjo kotaku, merahlah warnaku, The Lobster kebanggaanku, ayo terus maju,”.
Membumikan Deltras kepada masyarakat Sidoarjo, menjadi sebuah identitas sendiri di dunia si kulit bundar. Tak hanya sebagai identitas, Deltras juga mengusung nilai-nilai budaya khas Sidoarjo. Seperti saat acara launching tim sebelum digulirnya kompetisi Liga 2 beberapa bulan lalu. Skuad Deltras kompak memakai udeng pacul gowang, usai seluruh jajaran official diperkenalkan.
Menjadi keunikan tersendiri. Cinta budaya. Bangga khas Sidoarjoan. Sekaligus jadi ajang promosi, bahwa Sidoarjo bersama Deltrasnya bangga akan udeng khas Sidoarjo. Yaitu udeng pacul gowang. “Kami harap Deltras ini sebagai identitasnya Sidoarjo. Tentu kami juga bangga akan seni budaya yang ada di Sidoarjo,” beber Amir Burhanuddin, CEO Deltras.
Lebih lanjut, Amir mengatakan, timnya sengaja memakai udeng pacul gowang itu melambangkan bahwa The Lobster turut mempromosikan kebudayaan Sidoarjo. “Ya salah satunya udeng ini,” imbuhnya.
Sebagai informasi, udeng pacul gowang memiliki filosofi tersendiri. Udeng itu sudah resmi terdaftar di Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada awal tahun 2022 kemarin. Sidoarjo kini memiliki udeng khas tersendiri dibanding daerah lain. Pada udeng itu ada lubang di atasnya atau tak menutupi kepala sepenuhnya. Tak seperti udeng pada umumnya. Makna dibalik tidak tertutup sepenuhnya pada bagian kepala itu kerap disebut “gowang”. Makna gowang sendiri adalah keseimbangan antara apa yang harus dirahasiakan untuk dirinya sendiri dan terbukanya sebagian pikiran terhadap pendapat dari luar.
Selain itu ada makna sisi runcing. Atau buncen runcing. Pada sisi itu bagian belakang kepala ada dua lipatan kecil berdiri layaknya gagang pacul. Yakni, melambangkan bahwa seseorang harus memiliki kecerdasan, kepandaian, dan berilmu tinggi.
Ada pula di sisi tumpul. Buncen tumpul. Pada sisi tumpul udeng memiliki makna yakni seseorang hendaknya memiliki rasa rendah hati atau tidak angkuh agar dapat menyatu ditengah masyarakat. Terakhir ada pada sisi tengkuk. Pada bagian belakang atau tengkuk juga terdapat lipatan. Pada bagian ini para seniman kota delta sepakat bahwa sisi tengkuk melambangkan seseorang harusnya dapat melihat apa yang menjadi kesalahannya dahulu dalam melihat atau menilai orang lain. (Tim)